Mendagri Sampaikan Bahwa Presiden Marah Terhadap Masalah E-KTP - Tjahjo Kumolo selaku Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia mengakui kalau Presiden Joko Widodo marah atas terjadinya mark up pada proyek pembuatan e-KTP
Mark up yang terjadi pada proses pembuatan e-KTP sampai berkali – kali lipat. Harga e-KTP perlembar harusnya senilai Rp 4.700 perlembar di mark up menjadi Rp 16.000 perlembarnya. Mark up inilah yang menjadi masalah hukum
"Bapak Presiden sempat marah ya, indikasinya kan nilainya Rp4.700 perlembar tapi kan di-mark up menjadi Rp16.000 itu yang menjadi masalah hukum," kata Tjahjo Kumolo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/03/2017) seperti dikutip pada laman AntaraNews
Sejauh ini, sudah 68 pejabat di Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) yang dipanggil oleh pihak penyidik satu persatu. Pemanggilan tersebut belum termasuk pejabat daerah, staf, dan juga tim lelang pada proyek e-KTP
Lebih parahnya lagi, Proses pembuatan e-KTP yang di jadwalkan selesai pada tahun 2016 ternyata masih meninggalkan sisa sejumlah 4,5 juta dan baru bisa diselesaikan pada maret tahun 2017 ini
Untuk masalah pelaporan, pembuatan e-KTP menggunakan data tunggal sehingga tidak ada masalah pada perekaman data e-KTP
"Karena ini yang sudah merekam dengan data tunggal, clear. Jadi kalau progres reportnya semua enggak ada masalah," Sambung Tjahjo Kumolo
Tjahjo Kumolo menyampaikan bahwa kedepannya, lelang tender pembuatan e-KTP akan dibawah Rp 10.000 perlembarnya. Untuk pembuatan e-KTP sendiri masih dicetak diluar negeri
"Karena kan lima tahun kurs dolar, ongkos produksi, memang cetaknya masih di luar negeri. Itu yang mungkin problem," katanya.
Atas keterlambatan yang terjadi pada pembuatan e-KTP, Tjahjo Kumolo meminta maaf kepada masyarakat atas keterlambatan ini. Keterlambatan terjadi karena adanya pemanggilan 68 pejabat sehingga membuatnya menjadi sedikit molor dari jadwal yang direncanakan
Tjahjo Kumolo berharap bahwa kualitas e-KTP harus lebih baik lagi dan jelas segalanya
"Makanya tendernya kan harus jelas. Yang penting itu lebih baguslah," ucapnya. (ZN/RBO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar