Definisi Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit endokrin yang paling sering dijumpai. Diabetes Mellitus terjadi dengan adanya peninggian kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang menahun (kronik). Hiperglikemia timbul karena defisiensi insulin atau karena adanya faktor-faktor yang melawan aksi insulin. Peninggian tersebut dapat disertai gejala, atau tidak ada gejala sama sekali. Adanya dan keparahan gejala DM sebagian besar ditentukan oleh derajat defisiensi insulin. Yang khas pada DM aalah adanya risiko penyulit (komplikasi) kronik pada retina atau ginjal, kerusakan pada saraf perifer, kerentanan terhadap infeksi dan aterosklerosis yang relatif lebih dini dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap DM, terutama terlihat pada jantung (PJK, Penyakit Jantung Koroner), kaki (PAPO, Penyakit Arteri Perifer Obstruktif) dan pembuluh darah otak (Stroke) Kekerapan DM cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan berat badan. Jika tidak terkendali dan terdiagnosis, DM dapat menimbulkan gangguan yang bermakna bahkan dapat mengancam jiwa pengidapnya, dekompensasi akut mau pun sekuele kronik. Semua kelainan ini dapat dicegah dengan diagnosis dini dan pengendalian kadar glukosa (KG-) darah dan kelainan-kelainan yang menyertainya sebaik mungkin.
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan resiko kematian terringgi di Indonesia. Ada dua kategori penyebab DM yaitu DM Type1 atau DMT1 dan DM Type2 atau DMT2.
- DMT1 disebabkan oleh defisiensi insulin. Gambaran sentral adalah insulinopenia. Reseptor insulin pada umumnya normal, bahkan mungkin kualitas dan efektivitasnya lebih baik (up-regulated), tetapi tanpa insulin, maka glukosa tidak dapat masuk ke intraseluler. Kausa DMT1 meliputi yang berikut 1. Destruksi otoimun. Adanya tipe HLA tertentu dan koinsidensi dengan penyakit otoimun mendukung mekanisme patofisiologik DMT1. 2. Mediasi-virus. Diduga mekanismenya terjadi secara tidak langsung. Antibodi yang ditujukan menyerang virus (biasanya paramyxovirus), bereaksi dengan dan menyebabkan kerusakan sel B-pankreas. 3. Pankreatitis berulang. Pankreatitis rekuren akan menyebabkan kerusakan pada eksokrin dan endokrin pankreas.
- DMT2, berbeda dengan DMT1, tidak bermasalah dengan insulin, akan tetapi dengan reseptor insulin. Diperkirakan karena defisien jumlah reseptor atau efektivitas reseptor, pada atau pasca-reseptor. Gambaran sentral resistensi insulin terlihat pada obesitas. Pada obesitas terjadi penurunan jumlah atau kualitas reseptor insulin. Tampak paradoks adanya starvasi seluler efektif pada keadaan kelebihan glukosa dan insulin yang bekelebihan. Pada DMT2, glukosa, pada tingkat tertentu, dapat masuk ke intraseluler, sehingga starvasi intraseluler relatif tidak begitu parah. Karenanya, maka penggunaan asam lemak dan protein menurun, sehingga pebentukan Benda keton tidak terjadi. Jadi, DMT2 adalah non-insulinopenik dan non-ketotik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar