1. Harus rajin dan tekun, kemalasn berakibat petaka.
2. Berhemat dalam pengeluaran dalam arti menyingkirkan hal- hal yang tidak perlu.
3. Ramah dan sabar menghadapi orang lain
4. Jangan menyianyiakan kesempatan dengan menunda- nunda pekerjaan
5. Harus tegas dalam memimpin dan mengambil keputusan, jangan ragu- ragu
6. Memberi hutang pada pihak lain boleh tapi harus hati- hati dan teliti
7. Memeriksa segala catatan persediaan barang dengan teliti karena kelalaian membawa petaka
8. Lebih baik memaksimalkan penghasilan daripada mengurangi pengeluaran yang sebenarnya wajib dikeluarkan
9. Control pengendalian yang baik dalam menjalankan usaha, kecerobohan berakibat petaka
10. Bersikap adil terhadap para pekerja dan tidak berprasangka buruk sebelum terbukti
11. Menyediakan waktu cukup untuk memerikasa segala pemasukan dan pengeluaran dengan teliti, untuk menghindari kebocoran. Sebab kebocoran kecil pun, ibarat air, setetes demi setetes dalam waktu panjang akan menjadi kolam
12. Memeriksa barang- barang yang kita terima, jangan sembrono
13. Hati- hati dalam menyepakati setiap perjanjian dagang tertulis agar tidak perlu terjadi pelanggaran di kemudian hari
14. Bijaksana dan jujur untuk menghindari terbukanya peluang korupsi
15. Bertanggungjawab penuh
16. Bersikap tenang dan percaya diri bahkan dalam masa- masa sulit sekalipun
Menarik dan melayani pelanggan
17. Pedagang harus menunjukkan kejujuran dan keikhlasan selagi melaksanakan perdagangan
18. Pedagang harus menunjukkan kepercayaan dan ikatan yang akrab dengan pelanggan, tidak peduli apakah pelanggan lama atau baru, pelanggan besar atau kecil
19. Pedagang harus melayanii para pelanggannya dengan baik karena mereka adalah bagian penting dalam perdagangan
20. Pedagang tidak boleh menuruti perasaa dan kehendak sendiri
21. Pedagang harus mengikuti permintaan dan keinginan pelanggan
22. Pedagang harus selalu bermuka manis dan kaya senyum
23. Pedagang tidak boleh marah dan membentak pelanggan
24. Pedagang bukan tauke, karena bos yang sebenarnya adalah pelanggan
25. Pedagang tidak boleh sombong, angkuh dan congkak
26. Pedagang harus rajin bekerja dan mudah mengulurkan bantuan
27. Pedagang harus siap memberikan pelayanan tambahan dan dalam konteks perdagangan ritel, mengantar barang ke rumah pelanggan
28. Pedagang tidak boleh ragu- ragu menjawab segala pertanyaan orang banyak
29. Pedagang harus menunjukkan bahwa dia adalah orang yang serba tahu terutama yang berkaitan dengan bidang perdagangannya
30. Pedagang harus memperhatikan apa yang terjadi di masyarakat dan isu terkini
31. Pedagang harus memiliki kepekaan yang tinggi dan rasa simpati yang mendalam kepada pelanggan
32. Pedagang harus menjadikan pelanggannya sahabat, bukan sebagai pembeli yang datang dan pergi
33. Pedagang tidak boleh pelit memberikan diskon, pujian dan penghargaan terhadap pelanggan
34. Pedagang harus bangun pagi- pagi sekali dan membuka perdagangannya secepat mungkin
35. Pedagang harus memberikan pelayanan yang cepat, jangan membiarkan pelanggan menunggu
36. Pedagang harus mudah diajak bicara dan berunding
37. Pedagang tidak boleh bersikap suka berprasangka atau menghakimi para pelanggan
38. Pedagang harus selalu berpikiran tebuka dan positif
39. Pedagang tidak boleh reaktif dan terburu- buru
40. Pedagang harus menunjukkan ke pelanggan bahwa dia selalu sibuk
41. Pedagang tidak boleh tidur sewaktu menjalankan tugas dagang
42. Pedagang harus berusaha menciptakan suasana ceria bukannya menimbulkan kebosanan
43. Pedagang harus memastikan tempatnya penuh dengan barang, jangan biarkan ada ruang kosong
44. Pedagang harus memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk membuat pilihan
45. Pedagang jangan sekali- kali turut campur dan membuat keputusan untuk pelanggan, kecuali jika diminta
46. Pedagang harus membuat pelanggan merasa kehadiran mereka dielu- elukan
47. Pelanggan tidak boleh berkata tidak kepada pelanggan
48. Pedagang harus berperan sebagai pedagang, bukannya orang yang suka mengumpat,berjudii dan minum arak
49. Pedagang harus belajar menggunakan uang dan meningkatkan kemahiran menabung
50. Pedagang harus selalu menyediakan uang receh sebagai uang kembalian bagi pelanggan
51. Pedagang tidak boleh menunjukkan kemewahannya di depan pelanggan, karena image bukan datang dari perhiasan, melainkan pelayanan yang diberikan
52. Pelanggan jangan sekali- kali makan di depan pelanggan karena dianggap perbuatan yang tidak sopan
53. Pedagang harus menempel pengumuman jika tempatnya ditutup untuk sementara waktu
54. Pedagang jangan mencari musuh karena tidak baik dalam perdagangan
55. Pedagang jangan terlalu suka dan kerap membicarakan mengenai keuntungan
56. Pedagang harus tahu membedakan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang
57. Pedagang tidak boleh terlalu yakin, harus waspada dan berjaga- jaga
58. Pedagang sebaiknya tidak menjadikan tempat perdagangan sebagai tempat tinggal untuk keluarga bertandang dan menumpaang makan
59. Pedagang harus menyimpan cadangan dan stok barang supaya tidak terjadi kekurangan
60. Pedagang harus menepati janji dan menyelesaikan hutang
61. Pedagang tidak akan rugi jika memberikan sedikit insentif kepada pelanggan dalam bentuk potongan harga, hadiah, atau menambah berat barang yang dibeli oleh mereka
62. Pedagang tidak boleh menipu karena kepercayaan menjadi dasar utama dalam perdagangan
63. Pedagang tidak boleh menyalakan orang lain jika terjadi kerugian dan kecelakaan. Semua harus diterima dengan hati teguh
64. Pedagang harus menunjukkan situasi win- win antara dirinya dengan pelanggan. Dengan begitu hubungan mereka akan kekal dan perdagangan akan dapat bertahan
Memimpin Usaha
65. Mengetahui karakter orang akan menjamin kestabilan keuangan anda.
66. Memperlakukan orang dengan rasa hormat akan membuat anda diterima dikalangan luas dan membuat bisnis berkembang
67. Focus pada bisnis. Mengabaikan yang lama untuk mendapatkan yang baru merupakan kutukan dalam bisnis
68. Bila produk ditampilkan dengan baik, ia akan menarik perhatian orang banyak
69. Bersikap tangkas dan fleksibel: keengganan dan keraguan akan menghasilkan kesia- siaan
70. Mampu menagih pembayaran; rajin dan rewel akan memberikan keuntungan bagi perusahaan
71. Mampu mempekerjakan dan menempatkan sumber daya manusia: memilih orang yang tepat untuk pembayaran yang tepat akan menjamin bahwa orang tersebut dapat dipercaya dan diandalkan
72. Mampu berbicara: kepandaian berbicara bisa mendatangkan keuntungan dan memberikan pencerahan kepada orang lain
73. Unggul dalam pembelian: menawar sampai sekian onsnya tidak akan mengurangi modal anda
74. Mampu mendiagnosa dan menyambar peluang serta melawan ancaman: praktik bisnis yang bijaksana membutuhkan keterampilan untuk menjual dan menyimpan pada waktu yang tepat.
75. Mampu memulai dan menjadi contoh: persahabatan dan kepercayaan akan muncul secara alami jika disiplin dan standar yang tinggi ditegakkan
76. Mampu melihat jauh kedepan: kapan harus mencari lebih banyak, mengencangkan dan mengendurkan, tergantung pada situasi.
Pantangan yang harus dihindari
77. Jangan lamur dan berpandangan sempit. Orang yang lamur dan berfikiran sempit akan mencemaskan hal- hal yang kecil
78. Jangan terlalu mengagungkan kebesaran. Orang yang terlalu mengagungkan kebesaran cendrung mudah digoyahkan. Dia akan cendrung didikte oleh kejadian dan perubahan- perubahan, bukan mengendalikannya
79. Jangan ragu- ragu. Apabila orang ragu- ragu dia tidak mungkin menangkap peluang walaupun sudah di depan mata
80. Jangan malas. Orang yang malas tidak akan mau menghabiskan waktu dan usaha untuk mendiagnosa peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya
81. Jangan keras kepala. Keras kepala menunjukkan ketidakluwesan, ketidakmauan untuk berubah dan menyesuaikan diri
82. Jangan terlalu argumentative. Pengusaha memang perlu memiliki kepandaian berbicara agar dapat memenangkan perdebatan, adu pendapat dan kesepakatan bisnis. Tetapi jika ia terlalu argumentative, hasilnya akan berbeda. Terutama apabila ia bersikukuh untuk mempertahankan pendapat dan pandangan pribadinya, tanpa didasari fakta dan bukti konkrit.
83. Jangan mudah membuka diri. Dari sudut pandang financial, misalnya, bagian akuntansi penagihan, tidak perlu menampilkan posisi simpatik perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran, juga tidak perlu membeberkan informasi keuangan perusahaan
84. Jangan rakus akan pinjaman. Menggunakan kredit dalam bisnis tidaklah salah, bahkan sudah merupakan cara yang biasa dalam transaksi bisnis. Tantangan sebenarnya dalam menggunakan fasilitas kredit adalah kemampuan untuk menanganinya.
85. Jangan terlibat dalam persaingan yang tidak perlu. Seorang pengusaha yang sangat berfokus tidak akan mudah tergoda dan bergegas masuk ke dalam pertempuran dengan kompetitornya.
86. Jangan melemahkan simpanan dan surplus. Prinsip ini sangat berhubungan dengan prinsip bisnis ke6, kemampuan menagih pembayaran. Jika perusahaan mampu menagih dengan tegas, maka perusahaan akan mampu menyimpan lebih banyak, dan mengakumulasikan surplus untuk mengembangkan bisnisnya
87. Jangan abaikan perubahan kondisi dan tren bisnis. Jika ia terlalu lamban, perusahaan tidak hanya akan kehilangan peluang, tetapi bisa ditimpa oleh ancamannya.
88. Jangan terlalu mengandalkan produk yang ada. Terlalu percaya pada produk yang ada akan membuat perusahaan buta akan peluang keuntungan yang bisa didapat dari produk- produk baru yang lebih baik.
Yang Harus Diwaspadai
89. Dalam mengelola bisnis, diperlukan kerajinan, kemalasan akan menghancurkan segalanya
90. Orang harus dihadapi dengan rasa hormat; tempramen pemarah dan sikap yang buruk akan benar- benar menghilangkan penjualan
91. Harga produk harus ditampilkan dengan jelas, harga yang samar akan menyebabkan perdebatan dan perselisihan
92. Rekening harus dicek dengan teliti dan dimonitor, kecerobohan dan kesilapan akan membuat modal tak bergerak
93. Produk harus ditata dan dipajang dengan baik, ketidakrapian akan menimbulkan kesan kadaluarsa dan rongsokan
94. Untuk mengabulkan kredit dan mengeluarkan dana diperlukan kebijaksanaan dan perhatian, kecerobohan hanya akan mengakibatkan kerugian dan kelemahan
95. Pembayaran harus dilakukan pada waktu yang sudah disepakati, penundaan akan mengakibatkan hilangnya kredibilitas
96. Kejadian yang tidak diharapkan harus dihadapi dengan tanggungjawab; mengabaikannya hanya akan mendatangkan lebih banyak
97. Sumber daya harus digunakan secara cermat; pemborosan akan mengikis kekayaan
98. Penjualan harus dilakukan setiap saat; penundaan akan menyebabkan hilangnya peluang
99. Debitur harus benar- benar dicermati, memberi pinjaman tanpa seleksi akan mengakibatkan pengikisan modal
100. Yang baik dan buruk harus dapat dibedakan dengan jelas, kelalaian akan menyebabkan kekacauan dan kebingungan
101. Karyawan harus jujur dan tulus, karyawan yang licik dan tidak jujur akan menyusahkan pimpinan
102. Barang- barang harus diteliti dengan baik; membeli dengan serampangan dan tidak hati- hati akan menyebabkan harga menjadi turun
103. Masalah keuangan harus diatur dengan bijaksana, kecerobohan akan menyebabkan masalah dan kesusahan
104. Pemimpin harus mantap dan tenang, kesembronoan dan ketergesaan akan menyebabkan kesilapan dan kesalahan
Motivasi Berwirausaha
105. Jangan malu berwirausaha. Sebab berwirausaha menjanjikan kemajuan. Dengan berwirausaha peluang untuk memperoleh penghasilan besar sangat terbuka
106. Berwirausaha adalah pekerjaan bergengsi. Di kalangan komunitas Tionghoa pertanyaan pertama yang diajuakan ketika berkenalan adalah “apa usaha anda?”
107. Berwirausaha itu menyenangkan. Dapat mengatur waktu lebih leluasa dan tidak harus terpaku di toko atau di kantor terus menerus
108. Berwirausaha berarti mandiri. Tidak tergantung pada orang lain
109. Dengan berwirausaha, uang lebih cepat berkembang. Penerimaan bisa melonjak tajam kalau barang dagangan laris. Dan semua hasil jerih payah dapat dinikmati sendiri
110. Dengan berwirausaha memperkecil resiko turunnya nilai kekayaan. Dengan membuka toko, misalnya, seorang pengusaha terhindar dari dampak buruk inflasi atau kenaikan harga barang, sebab begitu harga barang naik, harga barang toko juga ikut naik
111. Dengan berwirausaha dapat memakai uang orang lain. Dengan membangun kepercayaan pemasok atau pihak lain, usaha dapat dibangun tidak hanya dengan dana sendiri tetapi juga dana orang lain
112. Dengan berwirausaha berbagai peluang lain terbuka. Jika sudah sukses membuka toko sepatu, dengan model waralaba atau kemitraan, terbuka pula peluang “menjual” toko sepatu.
113. Dalam berwiraausaha, mulailah dari yang kecil. Pengusaha Tionghoa umumnya tidak percaya pada cara instan. Tidak perlu malu memulai dari kecil. Yang penting berkembang dan menguntungkan
114. Cermat menghitung untung rugi. Setiap transaksi sangat berharga. Maksimalisasi keuntungan tidak selalu jadi nomor satu jika itu menyebabkan kalah bersaing. Keuntungan berkelanjutanlah yang paling utama.
115. Awas dan sigap membaca peluang. Disetiap perubahan, dipercaya ada peluang. Tidak perlu ragu mengubah arah bisnis jika peluang memungkinkan. Misalnya, jika hari biasa bisnisnya adalah berdagang pakaian bayi dan selimut, pada waktu menjelang imlek bisa berubah dengan berdagang perlengkapan imlek
116. Uang tidak boleh menganggur. Keuntungan dari usaha selalu diputar secara produktif. Entah ditanamkan untuk pengembangan usaha yang sudah ada atau memulai bisnis baru lainnya. Itu sebabnya walau untung tipis tapi bila barangnya laris, akan diprioritaskan ketimbang barang yang menjanjikan keuntungan tinggi tetapi susah terjual
117. Siap bersaing. Selalu ada kemungkinan hadirnya usaha baru yang sejenis yang berpotensi menarik pelanggan. Karena itu harus bersiap dengan berbagai taktik bersaing
118. Pelanggan adalah BOS. Pelangganlah yang mendatangkan uang. Pelanggan harus hoping (mitra). Karena itu harus mendapat pelayanan sebaik mungkin. Pemilik usaha pun harus rela terjun melayani pelanggan jika pelanggan menghendaki
119. Menyerah dan berhenti berwirausaha tak ada dalam kamus orang Tionghoa. Kalau usaha gagal, cari tahu sumber kegagalannya. Barang yang tak bermutu? Harga yang kemahalan? Lokasi yang ciong? Kalau sudah diperbaiki tetap tak berhasil, ubah haluan dan mulai bisnis lain lagi.
120. Bekerja lebih keras dan lebih lama. Bisnis sama seperti aliran darah. Bila ia berhenti hidup juga berhenti. Tetap beroperasi pada hari libur atau buka hingga malam hari, akan dijalankan dengan senang hati bila itu merupakan solusi survive.
121. Tidak cepat puas. Walau dalam dua jam semua barang dagangan sudah haabis laris, tak berarti toko tutup. Toko tetap buka, sebab siapa tahu ada pelanggan yang datang lalu kecewa karena toko sudah tutup dan berpindah kepada pesaing
122. Bekerja lebih keras daripada karyawan. Orang Tionghoa yang sukses biasanya mencintai usahanya lebih besar daripada cinta siapa pun di dalam perusahaan itu. Itu sebabnya ia memperhatikan usahanya lebih cermat disbanding karyawan maupun manajernya
123. Hanya ada tiga modal usaha terpenting; keberanian, kepercayaan dan jejaring. Berani memulai, memegang teguh kepercayaan pelanggan dan pemasok. Memelihara dan membangun relasi dengan sebanyak mungkin orang
124. Dalam memilih lokasi toko, cari yang strategis. Berada di lokasi yang menyedot pengunjung. Mendapat eksposur seolah penunjang menuju ke lokasi tersebut
125. Atur tata letak barang sehingga sebisa mungkin pengunjung menginjakkan kaki di setiap lantai bahkan di tempat paling pojok sekalipun. Tidak ada sudut yan gtidak dapat dijelajah oleh pengunjung
126. Tetapkan dan cari apa yang menjadi magnet toko dan tempatkan di tempat yan tepat. Magnet itu bisa berupa
- Barang yang harganya didiskon
- Barang baru
- Barang yang sedang digemari
- Arena permainan yang menarik
- Papan pengumuman undian
- Kasir
Nasihat- Nasihat Bisnis lainnya
127. Mendahulukan pekerjaan daripada rekreasi. Setelah bekerja keras baru bisa berekreasi
128. Tidak bermewah- mewah ketika sedang berjuang. Sebelum sukses, tidak makan nasi dulu. Makan bubur dulu sebelum sukses mengandung pesan behwa membuat bubur membutuhkan energi dan semangat. Harus bekerja keras dan bersikap prihatin dulu disaat blum sukses.
129. bisnis adalah urusan seluruh keluarga. Semua keluarga harus terlibat dalam bisnis
130. bisnis juga urusan seluruh kaum. Saling Bantu sesame satu asal daerah dan marga, sudah lazim. Wadah berupa yayasan satu marga sangat berguna untuk mengorganisasikan kegiata saling mendukung dan mendorong usaha diantara satu marga tersebut. Jejaring pertemanan maupun satu asal- usul ini lazim disebut guanzi
131. ucapan 6 kata ajaib manakala perlu dalam memperbanyak teman dan memantapkan jejaring, trima kasih, maaf, pujian dan ungkapan luar biasa, tolong, kata sapaan sehari- hari, tidak perlu perhitungan
132. money first. Rajin bekerja demi uang dengan uang, hamper segala hal dapat dibeli, bahkan keamanan maupun status social
133. ‘carilah gunung di punggung’ (tempat bersandar). Gunung dimaksud berarti orang yang bisa mendukung dari sisi financial, bisa pula majikan, penguasa maupun relasi
134. ‘ burung di tangan jangan dilepas’. Apa yang sudah dipunyai jangan dilepas. Modal awal berusaha seperti toko yang sudah diwariskan turun temurun, sedapaat mungkin jangan sampai berpindah tangan
135. ‘berlindung di bawah pohon rindang’ keamanan merupakan hal utama. Karena itu mencari tempat usaha yang aman merupakan prioritas penting
Baca juga novel komedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar